Selasa, 03 Agustus 2010

mikrobiologi mikrofiliariasis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seorang peneliti penyakit menular dari Departemen Kesehatan RI, filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing mikrofilaria, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Filariasis ditularkan melalui vektor nyamuk anopheles, culex, mansonia, aedes, dan anmigeres. Karena penyakit ini disebarkan oleh nyamuk, maka penyebaran penyakit ini pun menjadi sangat cepat. Menurut Hoedojo, seorang pakar parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak dari penyakit ini tidak dapat dideteksi secara langsung karena gejala yang ditimbulkan bertahap dan menahun. Proses penyebarannya yang sangat cepat dan lamanya proses penyembuhan, membuat penyakit ini tergolong penyakit berbahaya.
Filariasis ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika tengah dan selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, filariasis ditemukan di berbagai daerah dataran rendah yang berawa dengan hutan-hutan belukar yang umumnya didapat di pedesaan di luar Jawa-Bali. Selain di pedesaan, filariasis juga ditemukan di perkotaan. Filariasis yang menyerang daerah perkotaan yaitu filariasis brancofti dan ditularkan melalui vektor nyamuk Culex quinquefasciatus sedangkan di daerah pedesaan filariasis ditularkan oleh Anopheles spp., Aedes spp., dan Mansonia spp.
Berdasarkan teori dari beberapa pakar dapat disimpulkan bahwa filariasis merupakan penyakit yang berbahaya karena penyebaran penyakit ini sangat cepat dan gejala-gejala yang ditimbulkan sulit dideteksi. Penyakit ini dapat menyerang semua lapisan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi penambahan nilai dari mata ajar mikrobiologi, menambah wawasan bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis pribadi, mengetahui tingkat kewaspadaan akan dari mahluk mikro ini dan mengetahui penanganan dalaam bentuk ASKEP.

C. RUANG LINGKUP PENULISAN
Adapun ruang lingkup penulisan dari makalah ini meliputi dari mata ajar mikrobiologi yang diperdalam lagi pada materi mikrofilaria dan ASKEP pada penderita infeksi yang disebabkan oleh mikrofilaria. Dan cakupan bahan dan materi yang penulis susun didapat dari beberapa buku SMA dan buku mikrobiologi, selain dari pada itu media internet pula kami gunakan untuk menambah sumber yang akurat untuk lebih memadai.

D. METODE PENULISAN
Dalam suatu penulisan Karta Tulis Ilmiah atau makalah diperlukan metode penulisan yang tepat dan akurat dengan disesuaikan pada apa yang akan dituliskan. Untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena makalah ini memuat materi yang bersifat diterangkan atau dijelaskan melalui membaca.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara umum penulisan makalah ini penulis membagi menjadi 3 (tiga) bab, diantaranya adalah:
BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, memuat tentang pengertian mikrofilaria dan ASKEP pada penderita infeksi oleh mikrofilaria.
BAB III Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.





BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. PENGERTIAN MIKROFILARIA
1. Pengertian Filariasis (Penyakit kaki Gajah)
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan kelamin wanita.
Semua orang baik laki-laki, perempuan, anak-amak dan orang tua dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena guna-guna atau keturunan.
2. Gejala dan Tanda
a. Tahap Awal (Akut)
1) demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa diobati.
2) Timbul benjlan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka badan.
3) Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau tangan.

b. Tahap Lanjut (Kronis)
1) pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan kelamaan menjadi cacat menetap.
2) Banyak penderita filariasis tidak menunjukan gejala sama sekali.
3) Mereka terlihat sehat tetapi dalam tubuhnya sudah terdapat cacing dewasa dan anak cacing yang beredar dalam darah.

3. Akibat Filariasis
a. kerugian ekonomi akibat penyakit berdampak nyata, terutama bagi keluarga.
b. Penderita tidak dapat bekerja secara normal/tidapat bekerja sama sekali.
c. Penderita merasa rendah diri atau malu terhadap lingkungannya.
d. Menganggu hubungan intim suami-istri.

4. Penyebab Filariasis
a. filariasis disebabkan oleh cacing filaria yang menerupai benang yang hidup di dalam tubuh manusia.
b. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4 sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening.
c. Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dalam darah.
d. Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria, yaitu; Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Briugia timori.

5. Cara Penularan
a. Filariasi ditularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat anak cacing (mikrofilaria) kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Orang tersebut mungkin menjadi sakit mungkin juga tidak.
b. Pada waktu nyamuk mengisap darah, mikrofilaria akan terisap dan masuk kedalam badan nyamuk.
c. Dalam 1-2 minggu kemudian mikrofilaria berubah menjadi larva dan dapat ditularkan kepada orang lain sewaktu nyamuk menggigitnya.




6. Nyamuk penular Filariasis
Banyak sekali nyamuk yang dapat menularkan Filariasi seperti nyamuk rumah, nyamuk got, nyamuk hutan dan rawa-rawa.
Terdapat banyak tempat-tempat yang dapat menjadi perindukan nyamuk penular Filariasis seperti; Hutan, tanaman air, got/saluran air, rawa-rawa, hutan bakau dan sawah.
7. Cara Pencegahan.
Pencegahan agar terhindar / tertular dari infeksi penyakit gajah (filariasis) antara lain adalah:
Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector (mengurangi kontak dengan vector), misalnya dengan :
a. Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk / kawat nyamuk.
b. Menggunakan obat nyamuk semprot / obat nyamuk bakar.
c. Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk.
d. Menggunakan kelambu bula sewaktu akan tidur.

Dengan cara memberantas nyamuk, misalnya dengan :
Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, Menimbun, Mengeringkan / mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk, Membersihkan semak-semak, got disekitar rumah, Mempelihara ikan pemakan nyamuk didalam kolam / bak mandi.









B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA INFEKSI OLEH MIKROFILARIA
1. Pengakajian
Riwayat kesehatan Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
Pemeriksaan fisik (Objektif) dan Keluhan (Sujektif)
a. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas ( Perubahan TD, frekuensi jantung).

b. Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.

c. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan
penampilan, putus asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.

d. Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.

e. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.


f. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.

g. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.

h. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.

i. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun,
demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.

j. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido.
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis

k. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.

Pemeriksaan diagnostik Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan cacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mammae wanita.
2. Diagnosa keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening.
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe.
c. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik.
d. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit.

3. Intervensi keperawatan.
1.1 Diagnosa Keperawatan : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening.

1.2 Hasil yang diharapkan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal.

1.3 Intervensi.
a. Berikan kompres pada daerah frontalis dan axial.
b. Monitor vital sign, terutama suhu tubuh.
c. Pantau suhu lingkungan dan modifikasi lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya sediakan selimut yang tipis.
d. Anjurkan kien untuk banyak minum air putih.
e. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat jika panas tinggi.
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan (anti piretik).

1.4 Rasionalisai :
a. Mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, mengurangi panas tubuh yang mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga pengeluaran panas secara konduksi.
b. Untuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda vital.
c. Dapat membantu dalam mempertahankan / menstabilkan suhu tubuh pasien.
d. Diharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat terpenuhi.
e. Dengan pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi penguapan.
f. Diharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi.

2.1 Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe.

2.2 Hasil yang diharapkan : Nyeri hilang.

2.3 Intervensi :
a. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan / atur posisi), ajarkan teknik relaksasi.
b. Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).
c. Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan (obat anelgetik).

2.4 Rasional.
a. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dapat meningkatkan koping.
b. Menentukan intervensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri.
c. Nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem syaraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjutan.
d. Diberikan untuk menghilangkan nyeri.

3.1 Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah berhubungan dengan perubahan fisik.

3.2 Hasil yang diharapkan : - Menyatakan gambaran diri lebih nyata.
a. Menunjukan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealisme.
b. Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri.

3.3 Intervensi :
a. Akui kenormalan perasaan.
b. Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan – tanggapannya mengenai keadaan yang dialami.
c. Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap diri negatif, penggunaan penolakan atau tudak terlalu menpermasalahkan perubahan aktual.
d. Anjurkan kepada orang terdekat untuk memperlakukan pasien secara normal (bercerita tentang keluarga).
e. Terima keadaan pasien, perlihatkan perhatian kepada pasien sebagai individu.
f. Berikan informasi yang akurat. Diskusikan pengobatan dan prognosa dengan jujur jika pasien sudah berada pada fase menerima.
g. Kolaborasi :
Rujuk untuk berkonsultasi atau psikoterapi sesuai dengan indikasi Pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien untuk menerima dan mengatasinya secara efektif.

3.4 Rasional :
a. Memberi petunjuk bagi pasien dalam memandang dirinya, adanya perubahan peran dan kebutuhan, dan berguna untuk memberikan informasi pada saat tahap penerimaan.
b. Mengidentifikasi tahap kehilangan / kebutuhan intervensi.
c. Melihat pasien dalam kluarga, mengurangi perasaan tidak berguna, tidak berdaya, dan persaan terisolasi dari lingkungan dan dapat pula memberikan kesempatan pada orang terdekat untuk meningkatkan kesejahteraan.
d. Membina suasana teraupetik pada pasien untuk memulai penerimaan diri.
e. Fokus informasi harus diberikan pada kebutuhan – kebutuhan sekarang dan segera lebih dulu, dan dimasukkan dalam tujuan rehabilitasi jangka panjang.
f. Mungkin diperlukan sebagai tambahan untuk menyesuaikan pada perubahan gambaran diri.

4.1 Diagnosa keperawatan : Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh.

4.2 Hasil yang diharapkan : Menunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas.

4.3 Intervensi :
a. Lakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS).
b. Tingkatkan tirah baring / duduk.
c. Berikan lingkungan yang tenang.
d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
e. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas.

4.4 Rasionalisi :
a. Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi.
b. Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan enegi untuk penyembuha.
c. tirah baring lama dapat meningkatkan kemampuan.
d. Menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervens.
e. kelelahan dan membantu keseimbanga.

5.1 Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit.

5.2 Hasil yang diharapkan : Mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang.

5.3 Intervensi :
a. Ubah posisi di tempat tidur dan kursi sesering mungkin (tiap 2 jam sekali).
b. Gunakan pelindung kaki, bantalan busa/air pada waktu berada di tempat tidur dan pada waktu duduk di kursi.
c. Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin.
d. Anjurkan pasien untuk melakukan rentang gerak.
e. Kolaborasi : Rujuk pada ahli kulit. Meningkatkan sirkulasi, dan mencegah terjadinya dekubitus.
5.4 Rasionalisasai :
a. Mengurangi resiko abrasi kulit dan penurunan tekanan yang dapat menyebabkan kerusakan aliran darah seluler.
b. Tingkatkan sirkulasi udara pada permukaan kulit untuk mengurangi panas/ kelembaban.
c. Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada daerah – daerah yang beresiko terinfeksi dan nekrotik.
d. Meningkatkan sirkulasi, dan meningkatkan partisipasi pasien.
e. Mungkin membutuhkan perawatan profesional untuk masalah kulit yang dialami.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berebagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. ( Dedidwitagama, 2008 ).
Cacing filarial yang menimbulkan filariasis memiliki tiga spesies, yaitu :
1. Wucheria Brancofti
2. Brugia Malayia
3. Brugia Timori
Tipe onset penyakit akut yang lain adalah Dermato Lymphangio Adentis (DLA) yang sindrom dari gejala klinisnya meliputi :
1. Demam tinggi
2. Menggigil
3. Myalgia serta sakit kepala
4. Terdapat plak edema, vesikel, ulkus dan hyperpigmentasi

B. SARAN
1. Sebaiknya seorang perawat tepat dalam membuat diaknosa pada pasien filaria.
2. Sebaiknya masyarakat yang bermukim didekat rawa-rawa waspada akan nyamuk yang menginfeksi cacing filaria.
3. Sebaiknya pemberian penyuluhan akan bahaya penyakit filaria lebih di tekankan.
4. Sebaiknya pemerintah memberikan obat anti filaria pada setiap masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA


James Chin. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: EGC.
John C. Bell,dkk. 1995. Zoonosis. Jakarta: EGC.
Sumber pelengkap:
Google, wikipedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar